Tulisan Ekspositoris, Ciri-ciri dan Contohnya



A.  Tulisan Ekspositoris
Tulisan ekspositoris/eksposisi adalaah suatu tulisan yang berupaya untuk memaparkan atau menerangkan sesuatu hal atau objek sehingga pembaca diharapkan dapat memahami hal atau objek tersebut dengan jelas. Untuk pengembangan tulisan tersebut penulis dapat menggunakan contoh-contoh grafik serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya, sedangkan pola pengembangannya dapat dilakukan dengan cara proses, serta ilustrasi.
Paragraf eksposisi ditulis dengan tujuan untuk menerangkan suatu topik kepada pembaca. Untuk memahaminya, pembaca perlu proses berpikir dan melibatkan pengetahuan. Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana namun lebih difokuskan pada dua pertanyaan yaitu mengapa dan bagaimana.
Tarigan (1987:62) juga berpendapat bahwa paragraf eksposisi adalah tulisan yang bernada penjelasan disebut tulisan penyingkapan dan tujuannya mengklasifikasikan, pembatasan, penganalisisan, penjelasan dan penilaian.
B. Ciri-ciri Paragraf Ekspositoris
1. Bersifat nonfiksi/ilmiah;
2. Berdasarkan fakta;
3. Berusaha menjelaskan tentang sesuatu;
4. Gaya tulisan bersifat informatif;
5. Fakta dipakai sebagai alat kontribusi;
6. Fakta dipakai sebagai alat konkritasi;
7. Tidak bermaksud mempengaruhi.
C. Contoh Tulisan Ekspositoris
Topik: Melestarikan Batik Tulis Sebagai Warisan Budaya Indonesia
            Batik adalah salah satu pembuatan bahan pakaian. Batik di Indonesia sudah ada sejak Kerajaan Majapahit. Batik merupakan warisan Indonesia yang sewajarnya diabadikan. Pada zaman dahulu batik hanya diperuntukka untuk keluarga raja-raja saja. Seiring dengan perkembangan zaman, batik di Indonesiapun ikut berkembang menjadi kesenian yang hampir ada di seluruh wilayah Indonesia.
Warisan berarti semua peninggalan dari masa silam yang sekarang bentuk, jenis dan wujud rupanya masih, dan digunakan oleh generasi sekarang. Melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia adalah hal yang sangat penting. Batik merupakan salah satu kekayaan Indonesia. Batik sebagai budaya Indonesia akan tetap terjaga kelestariannya dan tidak pernah punah. Dewi Sukaningsih sebagai pemilik museum batik di Yogyakarta berkata, “Dengan tersimpan di museum ini maka semua masyarakat bisa menikmati keindahan batik kuno dar Indonesia. Saya punya keinginan jangan samapai batik Indonesia punah. Ini adalah salah satu warisan leluhur”.
            Menurut bahasa Jawa, kata batik di ambil dari kata “ambatik” yaitu kata “amba” yang berarti menulis dan akhiran “tik” yang berarti titik kecil, tetesan atau membuat titik. Jadi, batik mempunyai arti menulis atau melukis titik. Tetapi secara esensial, batik diartikan sebagai sebuah proses atau teknik menawan warna dengan menggunakan lilin malam. Artinya batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam secara berulang-ulang di atas kain.
            Batik tulis adalah suatu teknik melukis di atas kain, dimana kain tersebut akan dihias dengan tekstur dan corak batik dengan menggunakan tangan. Dalam pembuatan batik tulis digunakan alat yang dinamakan canting, diperlukan keahlian, pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan batik tulis waktunya kurang lebih 2-3 bulan. Namun saat ini masyarakat sudah hampir meninggalkan atau menghilangkan batik tulis ini karena prosesnya cukup lama.
            Ada beberapa alat yang digunakan dalam pembuatan batik tulis, yaitu: kain mori, canting, gawangan, lilin, wajan. Pertama, kain mori yaitu bahan baku batik yang biasa terbuat dari katun, sutera, polyster, rayon dan bahan sintesis yang lainnya. Warna kain mori adalah putih. Kualitas kain ini beragam dan setiap kualitasnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Kain mori yang akan dipakai sebelumnya dipilih (dijahit pada bekas potongannya) terlebih dahulu supaya benang pakan tidak terlepas. Setelah dipilit, lalu kain dicuci dengan air tawar ingga bersih. Kedua, canting adalah untuk membatik, yang terbuat dari bahan tembaga dan bambu. Canting dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna. Canting dipergunakan untuk menulis atau membuat motif-motif batik yang diinginkan. Canting terdiri dari cucuk (saluran kecil) nyamplungan dan gagang terong. Lubang cucuk bermacam-macam, ada yang besar dan kecil. Banyaknya cucukpun beragam, ada yang satu cucuk, dua cucuk, tiga cucuk. Ketiga, gawang yaitu alat untuk menyangkutkan dan membentangkan kain mori sewaktu di batik.  Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan ini harus dibuat sedemikian rupa agar mudah dipindah-pindahkan, kuat dan ringan. Keempat, lilin juga digunakan untuk membatik. Penggunaan lilin untuk membatik berbeda dengan lilin yang biasa. Lilin untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan. Kelima, Wajan yaitu untuk mencairkan lilin atau malam. Wajan terbuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaliknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain. Wajan yang terbuat dari tanah liat, tangkainnya tidak panas, tapi sangat lambat memanaskan malam. Sedangkan wajan yang terbuat dari logam, tangkainnya mudah panas tetapi cepat memanaskan malam.
            Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pewarnaan, pemberian malam (lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain. Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai keinginan atau tetap berwarna putih sebelum kemudian diberi malam. Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam, pewarnaan pada batik tidak masuk karena tertutup oleh malam. Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan bebrapa kali sesuai keinginan dengan beberapa warna yang diinginkan. Jika proses pewarnaan dan pemberian malam sesuai, maka malam diluntukkan dengan proses pemanasan. Batik yang telah menjadi lelah dan terlepas dari air. Proses perebusan ini dilakukan dua kali yang terakhir dengan larutan soda untuk memastikan warna yang menempel pada batik dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam dengan air dingin lalu dijemur.
            Batik tulisan adalah salah satu warisan budaya Indonesia. Selain batik tulisan ada juga batik yang hampir mirip atau sejenis dengan batik tulisan. Pertama, batik printing sudah bisa ditemukan pada akir-akhir ini karena kualitas corak batik yang lebih bagus dan lebih tahan lama karena tidak mudah luntur. Cara pembuatannya disablon, jadi cepat pudar kalau beberapa kali di cuci, warna dan motif batik ada tetapi sudah sedikit pudar. Ciri-cirinya yaitu warna bahan depan batik dengan warna dalamnya tidak sama. Kedua, batik cap yaitu kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibenuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik jenis ini yang paling banyak dipakai untuk bahan membuat baju, karena meskipun dicuci berulang-ulang bahannya menjadi semakin nyaman, dan warnanya lebih cerah. Dari kedua jenis batik ini terlihat mempunyai kelebihan dan kekurangannya, namun banyak masyarakat yang membuatnya karena membutuhkan waktu yang cepat dibandingkan batik tulis. Padahal batik tulis yang paling bagus karena diperlukan keahlian, pengalaman, ketelitian, kesabaran, dan juga waktu yang lama untuk mnyelesaikannya, waktunya kurang lebih 2 -3 bulan tetapi menghasilkan batik yang berkualitas.
            Batik sebagai warisan budaya sangat perlu sekali untuk dilestarikan, salah satu upaya ditemurunkan pada generasi muda penerus bangsa Indonesia. Hal ini harus dilakukan agar kebudayaan seni batik tidak akan punah dari bangsa Indonesia meskipun adanya perubahan zaman yang lebih modern, karena batik merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. selain itu baik sangat perlu dilestarikan agar tidak pernah bisa diklain oleh negara lain. Kini pemerintah Departemen Kebudayaan berusaha keras untuk mengembangkan kesenian batik terutama batik tulis, salah satunya yaitu dengan memperbanyak produksi batik agar banyak konsumen yang menggunakan batik yang terbuat dari batik tulis.
            Hal ini dilakukan agar dapat pengakuan dari dunia bahwa batik merupakan kesenian atau kerajian asli budaya Indonesia serta agar mendapatkan piagam yang menyatakan batik itu milik Indonesia sepenuhnya. Kenyataan saat ini bahwa dari hasil kerajinan batik banyak  sekali peminatnya, tidak hanya dari orang Indonesia saja melainkan banyak orang luar negeri atau wisatawan asing yang kagum dan suka memakai batik. Departemen Pendidikan Nasional juga menetapakan batik masuk kurikulum muatan lokal dalam pembelajaran di sekolah. Menteri Pendidikan Nasional juga menetapkan batik sebagai salah satu seragam yang wajib digunakan di sekolah. Jadi, Batik sebagai warisan budaya Indonesia harus dilestarikan karena sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

Komentar

Postingan Populer